Subscribe Twitter Facebook
Showing posts with label summary. Show all posts
Showing posts with label summary. Show all posts

Friday, August 20, 2010

The Harvest of Neoliberalism in Latin America


Sumary ini diambil dari bab pertama dengan judul The Harvest of Neoliberalism in Latin America halaman 17 sampai 35 dari buku berjudul “Imperialism, Neoliberalism, and Social Struggles in Latin America” yang ditulis oleh Jose Bell Lara dan Delia Luisa Lopez. Dalam bab ini Jose dan Delia menjelaskan “Panen Neoliberalisme” yang terjadi di Amerika Latin merupakan hasil dari ketergantungan negara-negara Amerika latin terhadap Pinjaman Luar negeri Amerika. Meksiko dan negara Amerika Latin lainnya yang tidak mampu membayar hutang dan kemudian hutang itu dijadikan sebagai kunci untuk memaksakan paham neoliberal dikawasan ini. Masuknya paham neoliberalisasi di kawasan Amerika Latin menjadi penyebab terpuruknya perekonomian negara-negara dikawasan itu.

Jose dan Delia mencirikan paradigma neoliberalisme itu sebagai sifat individualis, bertujuan untuk memanfaatkan, ahistoris pada sejarah ekonomi dan masyarakat. paradigma ini dimulai menuntut keadaan untuk bebas memilih, keuntungan ekonomi baik sebagai produsen maupun konsumen adalah prinsip dasar dari kebiasan manusia. Dalil-dalilnya menganggap hambatan dan intervensi negara dalam kegiatan ekonomi sangat tidak efisien dan harus dihapuskan. kapitalis sebagai rezim terbaik dan terefesien dalam kegiatan ekonomi. Mengutip pernyataan World Bank tahun 1991 yakni semua negara industri saat ini harus menerapkan kebijakan perdagangan bebas dan hal ini berarti negara-negara berkembang jika ingin maju harus ikut menerapkan kebijakan perdagangan bebas tersebut.

Jose dan Delia menyebutkan bahwa tujuan dari neoliberalis adalah untuk menciptakan kondisi yang menunjang praktek kapitalis. Dalam prakteknya neoliberalisme terkait erat dengan modal monopoli transnasional. Krisis keuangan 1980 yang terjadi di Amerika Latin mengakibatkan hilangnya kemampuan negara-negara dikawanan ini untuk bernegosiasi dengan negara yang memiliki hagemoni. Kondisi ini dimana Konsensus Washington dimasukkan untuk mencapai tujuannya melaksanakan reformasi ekonomi politik dinegara negara peminjam. Tujuannya termasuk pula disiplin fiskal, pemotongan belanja publik, reformasi pajak, liberalisasi keuangan, nilai tukar yang kompetitif, liberalisasi perdagangan, investasi asing, privatisasi BUMN, deregulasi dan perlindungan hak milik pribadi serta memprioritaskan kepentingan pemodal.

Jose dan Delia menyatakan terdapatnya peran yang menentukan tindakan negara dalam meningkatkan pembangunan. Contohnya, negara-negara macan Asia dimana pemakaian kebijakan ekspor yang berorientasi kapitalisme diduga karena adanya “invisible Hand” yang mengontrolnya serta mengontrol negara-negara berkembang lainnya. Peda kondisi ini pasar barang dan jasa dimonopoli oleh sekelompok kecil perusahaan transnasional yang beroperasi dibawah perlindungan negara asalnya. Jose dan Delia juga menyatakan bahwa analisa selama ini terhadap kebiasaan ekonomi dan masyarakat Amerika Latin dimasa neoliberal mengambarkan bahwa neoliberal telah menjadi kunci dibukanya kesempatan monopoli transnasional.

Jose dan Delia menyebutkan bahwa aparatur negara neoliberal dan media massa dapat meningkatkan kuatnya pengaruh neoliberal. Media bekerjasama dengan pembuat kebijakan lokal untuk memberikan gambaran bahwa neoliberal sebagai satu-satunya jalan untuk modernisasi ekonomi, penigkatan investasi asing, dan peningkatan daya saing dalam era globalisasi. Jose dan Delia menyatakan bahwa penerapan kebijakan noeliberal telah menciptakan kesenjangan masyarakat, meningkatkan masalah ketenagakerjaan, kemiskinan, menurunnya standar hidup dan mobilisasi sosial dan lain sebagainnya.

Proses terbentuknya kesenjangan dalam masyarakat bahkan memperburuk kesenjangan yang telah ada dimasyarakat Amerika Latin. dicontohkan jika rasio kesenjangan di Asia antara tujuh ke satu maka di Amerika Latin rasionya dari sembilan belas ke satu. Pendapatan penduduk kaya adalah 19 kali lebih banyak dari 40% jumlah penduduk miskin dan kesenjangan ini meningkat secara berkala dari tahun ketahun. Jose dan Delia memaparkan bahwa Amerika latin sebagai region dengan tingkat kesenjangan yang melebihi rata-rata kesenjangan masyarakat didunia dan kesenjangan tertinggi ini diwakili oleh Brazil, Bolivia dan Nokaragua. Selain itu kesenjangan pendapatan juga membawa pada kondisi rendahnya tingkat kesehatan. Jose dan Delia menyatakan bahwa di Argentina terdapat 15.000 kasus kematian anak akibat kurangnya subsidi kesehatan bagi rakyat miskin.

Pada akhir abad ke-20 ditandai dengan masalah ketenagakerjaan. Fenomena saat itu digambarkan sebagai “ Tumbuh tanpa Ketenagakerjaan”, yakni peningkatan ekonomi tidak lagi diikuti dengan peningkatan lapangan pekerjaan. Jose dan Delia menyatakan bahwa untuk Amerika Latin, pengangguran tahun 2002 telah mencapai tingkat tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Sebuah bagian penting dari paket kebijakan neoliberal yang terlibat membuka daerah untuk perdagangan asing serta penutupan industri lokal yang tidak mampu bersaing dengan industri maju.

Sebagai konsekuensinya, meningkatnya pengangguran mengakibatkan penurunan kualitas pekerjaan. Tujuh dari setiap sepuluh pekerjaan baru yang diciptakan di daerah perkotaan terletak di sektor informal dan lebih dari separuh angkatan kerja bekerja disektor tersebut. Menurut Jose dan Delia, sifat semakin fleksibel skema kerja telah mengurangi keamanan bekerja, secara substansial mengintensifkan ketidakstabilan kerja. Hal ini menjadi jelas tercermin dari peningkatan proporsi pekerja dengan pekerjaan berbahaya, pekerjaan paruh waktu atau pengaturan kerja kontrak.

Jose dan Delia menyatakan persentase kemiskinan di Amerika Latin justru meningkat di tahun 1980-an, padahal di tahun 1970-an terjadi penurunan. Banyak rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan dan menjadi bagian dari sebuah fenomena feminisasi "kemiskinan”. Sistem urbanisasi menyebabkan perkotaan menjadi tempat berkumpulnya orang miskin. Jumlah pendapatan rumah tangga penduduk miskin nyaris berada ditingkat kemiskinan absolut.

Semakin tingginya tingkat pengangguran dan semakin informalnya sektor ekonomi dan beragam kemampuan yang dijalankan masyarakat miskin. Pekerjaan wiraswasta, pengrajin, rumah berbasis toko, usaha perbaikan kecil, dan sebagainya. Ini adalah sektor yang meliputi orang-orang yang melakukan dan menjual hampir segala jenis barang atau jasa, dipandu oleh logika hidup dan penguasaan teknologi seadanya. Menurut Jose dan Delia, informalisasi adalah peningkatan sektor ekonomi tersier. Dimana sektor jasa memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dari sektor ekonomi lainsehingga menghasilkan proses pendedikasian tenaga kerja untuk kegiatan tersebut dibandingkan untuk industri dan pertanian. Pada tahun 1960, hampir sepertiga dari bekerja angkatan kerja bisa ditemukan di sektor tersier ekonomi sementara sekitar setengah terlibat dalam pertanian.

Menurut Jose dan Delia krisis ekonomi di kawasan Amerika Latin dan menumpuknya hutang menyebabkan penurunan standar hidup masyarakat negara-negara tersebut. Tindakan penghematan kas negara dengan mengurangi subsidi kesehata, pangan, dan pendidikan berimbas pada rendahnya standar upah pekerja di sektor negeri dan swasta. Salah satu ukuran tidak langsung terkait dengan ini adalah penurunan pendapatan per kapita Amerika Latin yang mana pada tahun 1950-an, Amerika Latin melampaui pendapatan per kapita seluruh wilayah lain dari dunia berkembang. Namun, pada tahun 1999, pendapatan per kapita berkurang 30% dan lebih rendah dari tingkat yang dicapai oleh negara-negara Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa Timur.

Jose dan Delia menyebutkan bahwa penurunan standar hidup akibat aplikasi kebijakan neoliberal telah mengakibatkan pertumbuhan kriminalitas dan kekerasan yang luar biasa. Peningkatan persentase kriminalitas di Amerika Latin tiap tahunnya rata-rata diperkirakan sebesar 5%. Menurut mereka Meningkatnya kekerasan terkait dengan ketimpangan sosial, kacaunya urbanisasi, peredaran senjata api, korupsi, dan kekerasan polisi. Bahkan Sao Paulo dianggap sebagai kota yang paling berbahaya dengan rata-rata 20 kasus pembunuhan setiap hari.

Menurut Jose dan Delia mekanisme persyaratan dan proses negosiasi ulang utang merupakan intervensi politik-ekonomi. Warga menyerahkan secara efektif kemungkinan pemerintahannya di atas perekonomian. Mereka dapat memutuskan dengan suara mereka, tetapi pusat pengambilan keputusan tentang kebijakan ekonomi dan langkah-langkah yang harus ditempuh berlokasi di luar negeri. Demokrasi dalam konteks ini dikonversi menjadi suatu mekanisme untuk memilih siapa yang akan menjalankan keputusan aktor transnasional sebagai pembuatan kebijakan nasional. Jose dan Delia mencontohkannya dengan kasus Argentina. Tekanan IMF memaksa negara untuk mengubah undang-undang nasional demi kepentingan modal transnasional. Di sisi lain, kebijakan neoliberal menurut Jose dan Delia menuntut efisiensi pelayanan sosial dan privatisasi perusahaan publik. Layanan sosial yang pernah dipandang sebagai hak-hak warga berubah menjadi barang yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang memerintah. Hak sosial merupakan komoditas swasta yang sebagian besar diatur oleh pasokan yang ditawarkan oleh pemilik dan permintaan konsumen. Dengan kata lain, ini merupakan sebuah proses di mana warga negara kehilangan hak atas yang memperoleh modal dan kemajuan neoliberalisme secara efektif membatasi hak-hak politik warga Amerika Latin.

Dibagian akhir bab ini Jose dan Delia menyatakan bahwa masa depan Amerika Latin berada ditangan anak-anak dan remaja. Semua efek buruk dari praktek neoliberal di kawasan ini akan menjadikan mereka aktor protagonis terhadap pemerintahan negara mereka sendiri. Ketidakpuasan sosial yang dapat dirasakan di bagian besar daerah dan sadar akan kualitas hidup mereka yang menurun. Pada tahun 2004 ekonomi di kawasan itu tumbuh 5% akibat kesadaran mereka untuk merubah situasi. Muncul pergerakan untuk melawan pemerintah dan praktek neoliberalis. Meski baru awal, Jose dan Delia beranggapan bahwa masa depan Amerika Latin akan berbeda.
The Harvest of Neoliberalism in Latin America
»»  read more

summary THE CARIBEAN : COLONIES AND MINI STATE


Summary ini diambil dari bab sepuluh dengan judul THE CARIBBEAN: COLONIES AND MINI-STATES halaman 328 sampai 351 dari buku berjudul “Modern Latin Americaedisi keenam karangan Thomas E. Skidmore dan Peter H. Smith. Yang menjadi pembahasn dalam bab ini adalah mengenai sejarah singkat penaklukan kepulauan ini oleh koloni, pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial yang terjadi di kepulauan ini, serta penjelasan khusus mengenai Haiti, Republik Dominika, Jamaika, Puerto Riko, serta Lesser Antilles.

Pada permulaan bab ini Skidmore dan Peter menerangkan bahwa karibia adalah kumpulan negara-negara kepulauan yang terletak di laut karibia dan terbentang dari ujung Florida sampai ke pantai Venezuela. Kepulauan Karibia yang berukuran kecil meliputi pulau Grenadines, Bahama dan kepulauan Cayman. Sedangkan kepulauan yang berukuran cukup besar adalah Kuba, Jamaika, Peurto Riko, dan Hispaniola. Sebelum kedatangan bangsa Eropa ke kepulauan ini, Skidmore dan Smith mengungkapkan bahwa jumlah penduduk asli di kepulauan ini masih diperdebatkan. Jumlah penduduk lokal hanya sekitar 750,000 jiwa dan dua per tiga dari jumlah itu berada di Hispaniola. Terdapat tiga suku yang berbeda masa itu yakni Ciboney atau Guanahuatebey, Taino Arawak, dan Carib (dari sinilah nama kepulauan karibia diambil). Kedatangan Kolombus menandakan bermulanya perubahan di Karibia menjadi daerah kompetisi Eropa.

MASA KOLONIALISASI : PENAKLUKAN DAN KOMPETISI

Menurut Skidmore dan Smith tujuan utama Spanyol yang ingin mengikuti keberhasilan Portugis yang membuka jalur perdagangan di Timur ternyata gagal. Tidak adanya peradaban besar dan prospek perdagangan yang menguntungkan merubah strategi mereka. Setelah Kolombus mengamati penduduk lokal dan ternyata didapati bahwa akan adanya keuntungan jika daerah ini menjadi kekauasaan Spanyol, mereka mengeksploitasi wilayah dan tenaga kerjanya sebagai buruh melalui sitem ecomienda. Sistem ini menempatkan orang lokal bekerja diladang dan pertambangan.

Tidak manusiawinya buruh diperlakukan serta adanya hukuman mati bagi mereka yang melakukan kontak fisik dengan orang Spanyol menyebabkan banyaknya buruh yang lari ke pegunungan untuk mendapatkan keamanan dan kemerdekaan pelarian. Protes terhadap perlakuan buruh terjadi di karabian hingga akirnya kerajaan memutuskan untuk mengimpor budak dari Afrika. Kedatangan bangsa Afrika inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi rasial daerah dan akhirnya membantu untuk mendirikan dasar bagi Revolusi Industri di Eropa abad kesembilan belas. Berkembanganya perkebunan tebu di kepulauan ini juga mengakibatkan permintaan besar akan buruh tani yakni warga kulit hitam yang didatangkan dari Afrika hingga abad ke enam belas.

Penemuan tambang emas di Meksiko dan Peru menjadikan Spanyol sedikit was-was akan serangan saingannya dari Eropa. Untuk mengalihkan sumber emas tersebut maka hasil tambang tersebut dibawa ke pangkalan militer dan kapal dagang Spanyol di Hispaniola, Kuba dan Puerto Rico. Kebijakan ini justru membawa saingan Spanyol untuk menaklukan Kepulauan Karibia yang lain. Ketidakmampuan Spanyol untuk merangkul seluruh luas Karibia menyebabkan datangnya kekuatan Inggris, Prancis dan Belanda. Inggris menyita Jamaika di tahun 1655. Perancis mengambil bagian barat Hispaniola pada tahun 1679. Setelah Brazil timur laut ditempati 1630-1654, Belanda kemudian pindah ke sejumlah pulau-pulau lepas pantai Venezuela. Sedikit demi sedikit, Spanyol kehilangan beberapa klaim kolonialnya.

Sementara itu, menurut Skidmore dan Smith, Permintaan akan gula meningkat di Eropa. Sejalan dengan ini tentunya meningkatkan jumlah orang Afrika di kepulauan ini yang kemudian menjadi mayoritas penduduk. Konsekuensi lain dari budidaya tebu adalah transformasi sistem produksi ke dalam produksi ekonomi tunggal, menekankan gula untuk ekspor. Sebagian besar kebutuhan konsumsi mereka harus diimpor dari pulau-pulau lain atau Spanyol itu sendiri. Hanya pada pulau kecil, seperti Grenada, kopi menjadi produk utama mengalahkan gula. Karena sebagian besar penduduk asli telah meninggal dan pemukim Spanyol tidak suka bekerja dengan tangan mereka, permintaan budak kemudian berlanjut. Gula menjadi komoditi eksport utama daerah ini. Dengan berkembanganya teknologi masa revolusi industri Eropa dimana mesin meringankan kerja manusia, perbudakan dihapuskan.

Menurut Skidmore dan Smith saat gula tidak lagi menjadi prioritas karena bangsa Eropa beralih kepada tujuan ekpsansinya ke India dan Asia. Karibia secara bertahap melepaskan diri dengan cara yang berbeda-beda. Haiti melepaskan diri dari Perancis tahun 1804, beberapa dari milik Inggris tidak akan memperoleh kedaulatan sampai tahun 1960-an dan 1970-an. Dengan sumber daya sedikit dan populasi sederhana, mereka benar-benar merupakan negara-negara kecil dengan segala kerentanannya. Sebagai koloni, mereka bisa mengandalkan kekuatan militer negara ibu mereka, seperti pulau, setidaknya sebagian mereka dilindungi dari invasi laut.

Pertumbuhan Ekonomi dan Perubahan Sosial

Skidmore dan Smith menyatakan bahwa kecaman terhadap perbudakan menyebabkan Spanyol mencoba beberapa alternatif untuk mencukupi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Pengiriman narapidana serta budak berkulit putih yang mana mereka diizinkan untuk bermigrasi ke daerah koloni dan memperbudak pribumi. Tentu saja kedatangan budak kulit putih tidak akan menjadi budak didaerah ini karena kecenderungan bahwa dalam stratifikasi yang ditimbulkan bahwa kulit putih berada diatas ras lainnya. Hierarki yang ada adalah kulit putih, disusul campuran lalu warga kulit hitam. Menurut Skidmore dan Smith pemberontakan terjadi akibat perbudakan di karibia. Warga kulit putih yang merasa terancam dengan aksi-aksi pemberontakan lalu mengambil jalan persuasif, negosiasi bahkan paramiliter.

Kegiatan ekonomi diverifikasi untuk tanaman tebu sedangkan tanaman lainnya merupakan tanaman sekunder. Contohnya Barbados, kegiatan ekonomi dipusatkan pada tanaman industri sehingga keperluan pangan harus diimpor. Namun saat produksi gula menurun barulah kawasan ini melakukan diversifikasi basis ekonomi mereka. Kelapa, pisang, rempah-rempah, nanas dan jeruk secara bertahap mengalami penigkatan dalam produksi walaupun untuk sebagian kawasan ini gula tetap menjadi prioritas seperti di Jamaika dan Republik Dominika.

Di negara-negara seperti Jamaika dan Trinidad dan Tobago, dua komoditas-mineral bauksit dan petroleum telah menjadi terkenal. Pulau-pulau lain sekarang memiliki industri yang layak dalam industri tekstil, manufaktur, jasa keuangan, pabrik perakitan, dan pariwisata sehingga beberapa kegiatan ini menjadi sumber utama devisa. Namun, industri ini tidak memberikan banyak lapangan kerja. Kelangkaan kesempatan kerja telah menyebabkan besar emigrasi ke pulau-pulau lain, ke Amerika Serikat, dan sebagian Eropa. Sebagai hasil dari semua perkembangan ini, masyarakat di Karibia relatif "Tanpa kelas." Dengan kulit hitam sebagai unsur budaya yang dominan dan dengan ekonomi yang masih belum berkembang dan cenderung homogen. Ada lapisan sosial yang beragam paling nyata terasa di Haiti dan Republik Dominika, tapi jenis aristokrasi etnis seperti era kolonial tidak ada lagi.

Perkembanagn sosial dan ekonomi Karibia sejak abad keenam belas telah mendapat pengaruh dari internasional. Ide untuk membentuk organisasi yang menghimpun semua negara-negara di kawasan ini memunculkan sebuah komunitas Karibia dan persamaan pasar atau CARICOM. CARICOM dibentuk sebagai organisasi bangsa dan dependensi Karibia yang bertujuan untuk mempromosikan integrasi ekonomi dan kerjasama diantara anggotanya, untuk menjamin bahwa keuntungan integrasi ini adalah milik bersama, dan untuk mengkoordinasikan kebijakan luar negeri. Aktivitas utamanya adalah mengkoordinasikan kebijakan ekonomi dan perencanaan pembangunan, menginstitusikan proyek istimewa untuk negara kurang berkembang di dalam yurisdiksinya, beroperasi sebagai pasar regional bagi sebagian anggotanya.

HAITI : Negara Budak dan Kediktatoran Voodoo

Skidmore dan Smith menyatakan bahwa Haiti yang merupakan negara di kepulauan Hispaniola dimana merupakan daerah jajahan Prancis sekarang menjadi salah satu negara termiskin didunia. Dengan populasi sekitar 7,5 juta jiwa dan pendapatan perkapita hanya $440 pertahunnya. Awalnya daerah ini tidak berpenghuni namun kedatangan budak pertanian tebu mengisi daerah ini hingga menjadi mayoritas. Di bawah pimpinan Pierre Dominique Toussaint L'Ouverture dan pada 1804 Haiti menjadi republik pertama di dunia yang dipimpin orang kulit hitam dan negara merdeka pertama di Karibia ketika mengusir koloni Prancis dan menghentikan perbudakan melalui serangkaian perang pada awal abad XIX. Kendati pemimpin pemberontakan adalah Toussaint, ia ditangkap dan dipenjarakan di Prancis sehingga letnannyalah yang menyatakan negara akan bebas dari kolonial yakni Jean Jaques Dessalines.

Perang menyebabkan kerusakan di perkebunan tebu sahigga produksi menurun dan sistem perkebunan di Haiti dipegang secara individu dan dalam lingkup yang kecil. Berebeda dengan masa sebelum perang, masa setelah perang ditandai dengan penurunan produksi gula karena perkebunan kecil tidak cocok memakai teknologi besar warisan kolonial. Skidmore dan Smith menyebutkan negara ini telah mengalami banyak peristiwa perang saudara dan intervensi asing paska kemerdekaan yang menyebabkan kondisi negara ini semakin buruk. Datangnya AS ditahun 1915 sampai 1934 dan tebiasanya elit Haiti dengan diplomasi dolar menyebabkan pengelolahan negara dan administrasi dipegang oleh AS. Kebencian muncul dikarenakan kebijakasn AS terhadap Haiti antara lain sistem militer diganti dengan polisis nasional, administrasi keuangan negara dikelola oleh kader birokrat, dan semua utang luar negeri (terutama kepada AS) didijamin oleh teknisis kader dan birokrat tersebut hingga dipilihnya Stenio Vincent selama 1930-an. Setelah ia digulingkan oleh pemberontakan maka naiklah Dumarsais Estime. Tahun 1950 Usaha Dumarsais untuk mengubah konstitusi agar ia tetap berkuasa digagalkan oleh pemberontakan dan pemerintahan dialihkan kepada Kolonel Paul E. Magloire. Magloire dikudeta tahun 1956 dan naiklah Francois Duvalier pada september 1957 dan menjadi mulainya tirani di negara ini.

Menurut Skidmore dan Smith, Duvalier memerintah negara untuk tunduk kepadanya. Menciptakan polisi khusus yang paling ditakuti (Tonton Macautes) dan melakukan manuver pemilihan untuk menjadi presiden seumur hidup dan mengusir orang kulit putih dari pemerintahan. Kepercayaan voodoonya juga mempengaruhi gaya pemerintahannya antara lain menciptakan pengadilan hari akhir. Skidmore dan Smith menyatakan bahwa Duvalier ”Papa Doc” membangun hubungan baik dengan Amerika hanya untuk mendapatkan pinjaman untuk rezim korupnya. Selama jabatannya, ia mengumandangkan slogan resmi yang berbunyi Dieu, Duvalier et le frapeu, et un indivisible yang artinya Tuhan, Duvalier, dan bendera adalah satu dan tak terpisahkan. Ini dipakai sebagai teror kepada yang tidak mendukungnya.

Skidmore dan Smith menyatakan bahwa sebelum Dulavier meninggal, ia mencalonkan anaknya Young Jean Claude Duvalier “Baby Doc” untuk menjadi penerusnya. Ia membujuk Majelis Nasional untuk menurunkan usia minimun jabatan kepresidenan dari empat puluh ke delapan belas tahun. Namun karena pernikahan Baby doc dengan warga kulit putih menyebabkan dukungan kepada Duvalier menurun dan muncul konflik yang menyebabkan kematiannya pada februari 1986 saat berada dipengasingan. Skidmore dan Smith berpendapat bahwa runtuhnya rezim Duvalier tetap memberikan penderitaan bagi Haiti dan Haiti mengalami masa pergantian presiden secara berulang-ulang.

Pertarungan memperebutkan kekuasaan antara pendukung Duvalier (Duvalierist) dengan Jean Bertrand Aristide dan lain sebagainya menyebabkan ekonomi negara ini terbengkalai dan OAS menggembargo ekonomi Haiti. Akir tahun 1991, Rezim Jendral Cedras justru memperburuk keadaan masyarakat. Masyarakat Haiti meminta perlindungan ke AS yang kemudian melakukan negosiasi dengan Cedras untuk melakukan pemilu dan Rene Preval yang didukung Aristide berhasil menjadi presiden Haiti tahun 1996. Namun kemudian kebijakan ekonomi pro-pasar yang diaplikasikan Preval menyebabkan Aristide dan Haiti menentangnya hingga kekuatan rakyat sekali lagi menuntut diadakannya pemilihan ulang dan pada tahun 2000 Aristide berhasil menjabat sebagi presiden. Namun menurut Skidmore dan Smith karena lawan politiknya mengklaim bahwa pemerintahannya korup dan otoriter. Pertikaian antara kelompok anti Aristide dan pasukan pro Aristide terjadi dijalan-jalan dan semakin parah dengan banyaknya korban jiwa disetiap bentrok yang terjadi. Menanggapi hal ini AS dan Prancis mengecam Aritide dan menghindari kerugian yang akan dihadapi Haiti jika terjadi perang sipil maka Aristide mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu.

Republik Dominika : Percobaan yang Belum Selesai

Skidmore dan Smith menyatakan keputusan di luar negeri sebagian besar telah menentukan nasib Republik Dominika, khususnya Perjanjian Ryswijk di 1695, ketika seluruh pulau itu diserahkan secara sepihak ke Perancis dari penjajah. Republik dominika adalah negara yang mengisi dua per tiga luas pulau Hispaniola. Menurut Skidmore dan Smith, AS telah beberapa kali campur tangan untuk menangani konflik yang terjadi dinegara ini. Dari 1916 sampai 1924, marinir AS menduduki Republik Dominika dan menciptakan sebuah Garda Nasional untuk melawan pasukan gerilya.

Skidmore dan Smith menyatakan setelah adanya tekanan untuk merdeka dari AS, maka tahun 1924 diadakan pemilu untuk pertamakalinya dinegara ini dan dimenangkan oleh Horacio Vazquez. Seperti pemimpin Amerika latin lainnya, Skidmore dan Smith menyatakan bahwa Vazquez juga berusaha untuk merubah konstitusi demi masa jabatannya. Pemberontakanpun terjadi, sehingga tahun 1930 diadakan pemilihan presiden dan terpilihlah Rafael leonidas Trujjilo. Skidmore dan Smith mengatakan bahwa Trujillo sangat diktator dan mengekploitasi negara demi keuntungan pribadi. Dimasa pemerintahannya, kas negara disimpan di bank asing dan kudeta pun terjadi untuk menggulingkan pemerintahannya.

Tahun 1962 Presiden Republik Dominika selanjutnya adalah Juan Emillio Bosch. Skidmore dan Smith menyatakan bahwa Bosch sangat mengganggu elit tradisional negara ini dikarenakan program kerja Bosch yang menyita kepemilikan tanah Trujillo dan mendistribusikannya menjadi tanah pertanian atau yang disebut dengan reformasi agraria. Kebijakan ini menyebabkan kudeta militer untuk menjatuhkannya dan muncul konflik antara pihak yang mendukung Bosch dengan yang menginginkannya turun. Skidmore dan Smith menyatakan Amerika disini menginginkan Bosch turun karena kebijakan yang diaplikasikan Bosch dinilai menghambat tujuan mereka dinegara ini, khususnya hal yang berkaitan dengan OAS. Intervensi AS menyebabkan pembentukan pemerintahan sementara dan pada tahun 1966 diadakan pemilu dengan Joaquin Balaquer seorang mantan pejabat Trujillo keluar sebagai pemenangnya.

Skidmore dan Smith menyatakan pemerintahan Balaquer ini mendapatkan dukungan penuh dari AS. Dengan bantuan AS, selama jabatan Balaquer, negara ini tumbuh pesat dan sebagai konsekuensinya kepentingan AS terkait ekonomi diuntungkan, reformasi angkatan bersenjata, dan pengasingan atau pembuangan keluar negeri bagi orang-orang yang dianggap menghalangi kepentingan negara. Tahun 1980-an terjadi ketidak seimbangan ekonomi, perdagangan memburuk, hutang luar negeri menumpuk dan krisis internal terjadi disaat negara sedang mempersiapkan pemilihan umum. Namun, karena pengaruh AS Balaquer berhasil memenangkan pemilu berkali-kali hingga tahun 1994. Jenuh akan pemerintahannya, rakyat dan tekanan dalam negeri memintanya untuk mengurangi masa jabatan dan tidak mencalonkan diri kembali.

Skidmore dan Smith menyatakan dimasa-masa kepemimpinan presiden berikutnya, negara ini masih dihadapi dengan masalah ekonomi yang tak kunjung membaik setelah krisis 1980-an. Skidmore dan Smith menyatakan bahwa negara ini terus mencari upaya dengan memodifikasi berbagai sistem ekonomi negara-negara didunia untuk diaplikasikan dinagaranya.

Jamaika : Pelarian dan Revolusi Sosialisme

Skidmore dan Smith menyatakan bahwa Jamaika adalah negara yang dihuni oleh budak Afrika yang melarikan diri di masa kolonial di Kepulauan ini. Skidmore dan Smith menyatakan di Jamaika 1930-an terjadi pemogokan dan demonstrasi terhadap aturan warga kulit putih. Marcus Garvey muncul sebagai pemimpin perjuangan yang memiliki tujuan mempromosikan persatuan daintara warga kulit hitam diseluruh dunia. Perjuangan Jamaika mendapatkan kemerdekaan dari Inggris berhasil tahun 1962 dibawah pimpinan Norman Manley dan Alexander Bustamante. Menurut Skidmore dan Smith walaupun negara ini merupakan negara dengan sumber daya alam yang kaya, pada prakteknya Jamaika telah mendapat berbagai hambatan ekonomi dari dunia seperti kenaikan harga minyak OPEC yang menyebabkan negara ini kekurangan mata uang asing untuk menutupi kebutuhan minyak dalam negeri dan menyebabkan negara ini terlilit hutang yang sangat besar.

Skidmore dan Smith menyatakan antara tahun 1972 dan 1980 dibawah pimpinan perdana menteri Michael Manley (anak Norman Manley), negara ini berusaha mendirikan negara kesejahteraan dalam konteks demokrasi tetapi demokrasi disini adalah demokrasi sosialis. Maksudnya demokratis yang sosialis adalah demokratis yang tetap menjaga kekhasan Jamika dan dalam sistem ini negara akan mengontrol ekonomi serta peran swasta. Skidmore dan Smith menyatakan bahwa Manley mendirikan hubungan diplomatik dan sosial dengan Eropa Timur dan negara sosialis lainnya. Setelah gagal dalam menjabat ditahun berikutnya, Jamaika dengan presiden barunya menerima bantuan IMF untuk menangani masalah keuangan negara tersebut. Akibatnya negara ini mengalami penurunan standar hidup bagi masyarakatnya.

Ditahun 1989, Michae Manley kembali duduk dijabatan perdana menteri dan kali ini kebijakannya adalah mendekatkan diri kepada Amerika dan Eropa. Menjauhkan diri dari Fidel Castro dan mencari penyesuaian dengan Amerika, mengadakan perundingan dengan IMF terkait penyelesaian hutang dan mempublikasikan niatnya untuk memprivatisasi BUMN. Setelah pensiun, jabatannya sebagai perdana menteri diambil alih PJ. Peterson yang kemudian dituntut untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi negara ini.

Puerto Riko : Dari Koloni Pemukim Hingga Pameran Kapitalis

Skidmore dan Smith menyebutkan bahwa Puerto Riko adalah negara jajahan bergaya kolonial Eropa pertama oleh Amerika. Kawasan ini dulunya sebagai pion peperangan terhadap pejuang Kuba dan Spanyol. Skidmore dan Smith juga mengatakan bahwa negara ini, Puerto Riko juga merupakan faktor penting dalam strategi global Amerika baik dari segi investasi dan perdagangan juga segi geopolitik dalam mengkonsolidasi kekuatan angkatan laut AS.

Skidmore dan Smith menyatakan bahwa Puerto Riko diberi status persemakmuran Amerika Serikat Tahun 1952 dan menurut mereka status Puerto Riko adalah sesuatu antara koloni dan negara. Amerika Serikat bekerja sama dengan Gubernur Luis Muñoz Marín untuk melakukan "Operasi Bootstrap" selama tahun 1950-an dan 1960-an. Pemerintah AS mendorong investasi di Puerto Riko dan hasilnya adalah Operasi Bootstrap menyebabkan perubahan luar biasa di bidang sosial dan ekonomi kawasan ini. Gula perkebunan dan peternakan kecil digantikan oleh pabrik serta berkembangnya industrialisasi. Walaupun perekonomian berkembang pesat angka pengangguran masih tinggi, karena itulah banyak penduduk yang pindah ke Amerika Serikat. Skidmore dan Smith mengatakan sudah beberapakali diadakan pemungutan suara mengenai status Puerto riko apakah tetap menjadi persemakmuran atau merdeka dari AS dan hasil terbanyak selalu menginginkan Puerto Riko tetap menjadi persemakuran AS.

Lesser Antilles : Perjuangan Negara Mikro

Skidmore dan Smith menjelaskan bahwa Lesser Antilles adalah rangkaian pulau-pulau kecil yang berada di timur laut Venezuela. Kebanyakan dari daerah-daerah ini telah mendapat kemerdekaan teteapi pulau-pulau Turks, Kaikos, dan British Virgin masih berada di dalam persemakmuran Inggris. Kepulauan milik Prancis didaerah ini adalah pulau Martinique dan pulau Guadelope. Sikdmore dan Smith menyatakan bahwa tahun 1946 penduduk Martinique dan Guadelope memilih untuk bergabung dengan Prancis sebagai departmen luar negri dimana mereka mendapatkan hak kewarganegaraan Prancis.

Skidmore dan Smith menyetakan kawasan milik Belanda adalah pulau St Martin, St Eustasius, kepulauan Aruba, Bonaire dan Curacao. Semua pulau milik Belanda ini membentu federasi administratif dengan kepala negaranya adalah ratu Belanda yang diwakili oleh gubernur dan perdana menteri. Walaupun negara ini memiliki pemerintahan sendiri tetapi Belanda yang mengurusi masalah eksternal dan militer di pulau-pulau ini

Skidmore dan Smith menyatakan bahwa sumber penghasilan di kawasan ini kebanyakan berasal dari pertanian, jasa keuangan, dan pariwisata serta bantuan dari negara induk mereka. Walaupun demikian, angka pengangguran masih tinggi dan menyebabkan mereka pindah dan mencari kerja di negara induk mereka. Skidmore dan Smith menyetakan bahwa tindakan perjuangan kemerdekaan negara-negara ini berasal dari negara-negara besar di kepulauan Karibia seperti Kuba dan pernyataan solidaritas untuk seluruh negara dunia ketiga memiliki pengaruh terhadap Lesser Antilles khususnya Grenada. Tindakan perjuangan yang mendapat bantuan dari Negara-Negara Eropa Timur menyebabkan Amerika Serikat turun tangan. AS membujuk dan memberikan bantuan pembangunan bandara serta diberi izin untuk menyewa bandara tersebut untuk sembilan puluh sembilan tahun. Kesal terhadap keputusan pemerintahan saat itu, kelompok radikal Grenada mengeksekusi pemerintah sehingga terjadi kekosongan kekuasaan di negara itu. Secepatnya setelah kekosongan kekuasaan, pasuka Amerika datang untuk menundukkan kawasan itu dan menjadikannya kawasan persemakmuran.


summary THE CARIBEAN : COLONIES AND MINI STATE
»»  read more